Sejarah dan Tujuan Dari Dibentuknya BRICS

4 min read

DAILYNEWSID – Empat negara di Asia Tenggara, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Indonesia, menjadi mitra BRICS, sekelompok negara berkembang yang baru-baru ini mengadakan pertemuan di Kazan, Rusia.

Dikutip dari as-coa.org, BRICS merupakan akronim yang merujuk pada kumpulan negara-negara yakni Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan). Wacana pembentukan BRICS pertama kali diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada 2006.

Baca Juga

100 Pesawat Israel Serang Iran, Gempur Sistem Rudal Suriah

Pertemuan pertama para pemimpin BRIC diadakan pada bulan Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin membahas perlunya menciptakan sistem moneter internasional yang terpisah, mengurangi ketergantungan pada dolar sebagai mata uang cadangan global.

Kebaktian kedua diadakan pada tahun berikutnya di Brasil, dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma juga hadir. Saat itu, para pemimpin negara yang hadir membahas topik program nuklir Iran dan pentingnya kerja sama di bidang energi dan ketahanan pangan.

Pada bulan Desember 2010, Afrika Selatan diundang menjadi anggota kelima. BRIC menjadi BRICS pada pertemuan puncak ketiga di Hainan, Tiongkok, pada bulan April 2011. Pada bulan April 2012, diadakan pertemuan keempat di New Delhi, India.

Saat itu, para pemimpin negara tersebut menyerukan perluasan hak suara di Dana Moneter Internasional (IMF). Para perwakilan juga mulai mempertimbangkan bank pembangunan lain yang dipimpin oleh BRICS, sebuah proposal yang disetujui pada pertemuan kelima di Afrika Selatan pada bulan Maret 2013.

Pada bulan Juli 2014, KTT BRICS keenam diadakan di Fortaleza, Brasil. Para pemimpin BRICS menandatangani perjanjian untuk membentuk bank pembangunan dan kumpulan investasi. Diskusi tersebut juga berbicara tentang kurangnya perubahan yang dilakukan IMF untuk menjamin keterwakilan negara-negara berkembang, dan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga

Perintah Prabowo Larang Semua Menteri Pakai Mobil Impor

Dilansir dari Antara, keanggotaan blok kerja sama strategis ini sekarang telah diperluas dengan mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang bergabung pada Desember 2023. Namun kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS. Populasi penduduk BRICS secara akumulasi mencakup 43 persen populasi dunia, dengan total nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. Selain itu, BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global dan mencakup seperlima dari perdagangan dunia.

Dikutip dari laman Council on Foreign Relation, BRICS punya tujuan untuk mengoordinasikan dan memuluskan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang. Hal ini untuk meningkatkan produktivitas ekonomi negara-negara tersebut agar sejajar dengan negara-negara maju.

Namun, pertumbuhan kelompok ini juga membawa tantangan baru, termasuk meningkatnya perlawanan dari negara-negara Barat dan perpecahan di dalam kelompok tersebut.

Para ahli mengatakan cara kelompok BRICS menyelesaikan konflik akan menentukan apakah kelompok tersebut dapat menjadi suara yang lebih bersatu di panggung dunia.

  • India
  • Cina
  • Rusia
  • Brasil
  • Mesir
  • Ethiopia
  • Iran
  • Arab Saudi
  • Afrika Selatan
  • Uni Emirat Arab
  • Armenia
  • Azerbaijan
  • ​​​​​​​Bahrain​​​​​​​
  • Bangladesh
  • ​​​​​​​Belarus​​​​​​​
  • Bolivia​​​​​​​
  • Kongo
  • Kuba
  • Indonesia
  • Kazakhstan
  • Kirgistan
  • Laos
  • Malaysia
  • ​​​​​​​Mauritania
  • Mongolia​​​​​​​
  • Nikaragua
  • Serbia
  • Sri Lanka
  • Tajikistan​​​​​​​
  • Thailand
  • ​​​​​​​Turki​​​​​​​ye
  • Uzbekistan
  • ​​​​​​​Venezuela
  • Vietnam
  • Turkmenistan
  • Palestina

Tanggapan Menlu Sugiono Tentang Indonesia Bakal Gabung di BRICS

Menteri Luar Negeri Sugiono mengumumkan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). Sugiono mengatakan Indonesia ingin bergabung dengan BRICS untuk memperkuat kepentingan negara-negara selatan.

Keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS diungkapkan Sugiono saat mewakili Presiden Prabowo Subianto pada KTT BRICS di Kazan, Rusia. Sugiono pertama kali menyampaikan rasa terima kasih dan permintaan maafnya kepada Prabowo yang tidak bisa bersamanya di Rusia.

“I would like to thank you for the invitation to President Prabowo Subianto to attend this distinguished summit and allow me to convey the regards and the greetings of President Subianto (Saya ingin mengucapkan terima kasih atas undangan Bapak PresidenPrabowoSubianto untuk menghadiri pertemuan puncak yang terhormat ini dan izinkan saya menyampaikan salam dan hormat dari PresidenSubianto),” ucap Sugiono dikutip dari video yang dikirimkan Kemlu, Minggu (27/10/2024).

You May Also Like

More From Author